Sabtu, 26 Januari 2013

Love Is Like An Apple Pembatas

Bagi yang udah baca Narasi Love Is Like An Apple di posting sebelumnya (3 bagian narasi) ini dia cerita pengantarnya :D Happy reading!!

                                 

PEMBATAS                              

      Kau begitu tenang,suara bising disini pun terasa hening saat kau melewatiku. Sorakan cheers dan hentakan bola basket yang terpantul bernada begitu sempurna mengiringi detak jantungku. 

"Tyas! awas!"
Bruk!!

Aku tak sadarkan diri untuk beberapa lama benturan bola basket tepat di keningku membuat kenangan tersendiri di lapangan basket tadi pagi. Terutama senyumannya.

"Parah kamu yas! Kurang keras apa teriakanku tadi?"

Ucap Nadin teman nonton sehidup semati dalam setiap liga basket di sekolah.

"Denger lah, cuma aku lagi fokus sama.." "detak jantung Danar kan?"

Ucapnya memotong.

"Sampai kapan mau jadi penggemar rahasia yas?"
"Sampai waktu yang memutuskan din." Jawabku cepat seiring bangkit dari matras yang sejak tadi menjadi korban tindihan ku yang semena-mena.

"Din gue sadar yang suka sama danar bukan gue semata wayang,masih ada lisa,gina,riska bahkan chandra teman main basketnya hahah " ucapku sambil tertawa.

"Hahha.. iya juga sih yas tapi setidaknya mereka semua udah blak-blakan sama danar bahkan bukannya lisa nembak danar  dua hari lalu?"
Tanya nadin sambil menggandeng tanganku keluar dari UKS.

"Nah justru itu din,dari semua yang nembak dia apa ada yang diterima?" Aku menghentikan langkahku.

"Enggak sih yas,yang ada malah di tolak mentah mentah.. gak tau deh selera tu cowok kayak gimana!?atau jangan jangan danar gak suka cewek!? Hahaha" nadin tertawa semakin kencang dengan wajah meledekku.
"Ah ngarang kamu!haha"
Aku tertawa tak mau kalah.

"Makasih din udah nungguin aku di UKS..aku balik ke kelas ya?"
"Iya sama-sama yas..ok bye!"
Nadin meninggalkanku dengan senyumnya,aku membalasnya dengan hangat pula. tapi setelah dia berpaling senyumku pun perlahan memudar.

Langkah kakiku semakin tak teratur,aku merasakan gerimis mengiringi ke gusaranku memikirkan kata-kata nadin.
Ya! Sampai kapan aku akan bersikap dingin dan berpura-pura tidak suka? Mengapa tak bisa segera ku akhiri?!.

Tapi jika bisa bagaimana caranya? Apakah aku harus melakukan apa yang lisa dan yang lain lakukan. Mengngungkapkan perasaan tak semudah mengikat tali sepatu yang bila salah tak malu untuk mengngikat ulang lagi.

Bagaimana jika aku ditolak juga? Bukan sok jaga image,tapi kalau ditolak malah bikin sakit hati atau aku bakal benci danar kayaknya aku belum siap.

Ahh sudahlah!! aku sudah bosan memikirkan ini sepanjang waktu! Bikin emosi kesal dan nambah beban pikiran. Ingin sejenak memiliki pembatas agar perasaan ini tak tembus ke mana-mana.

"Kringggg!!!" Bel pulang berbunyi aku hampir sampai kelas,ternyata aku terlalu lama di jalan.

"Sial!"

Published with Blogger-droid v2.0.10

Tidak ada komentar:

Posting Komentar