Sabtu, 05 Januari 2013

Narasi Love is Like an Apple 2

Note: Tahapan patah hati pun terasa ketika pengagum di tolak mentah mentah oleh pujaannya,kini mungkin hatinya bisa di ibaratkan sepertinya buah apel yang masih mentah cuma asam yang terasa :).



"Pagi itu hujan turun di depan jendelaku, mungkin juga hujan yang lain dalam hatiku. dinginnya hampir membekukan jari kakiku tapi tak berhasil untuk hatiku, akhirnya rindu untukmu tak juga hilang dan berlalu. Tetap kamu dan cuma kamu yang terus bergulir bak jam di otakku dimulai dari angka satu yang berarti kamu hingga angka-angka berikutnya yang juga kamu.
Aku mengambil kesimpulan yang dikatakan adikku, bahwa mencintai orang sepertimu itu seperti bernafas di dalam air. Menghirup salah tak menghirup mati.
Siang itu hujan berhenti,kupacu sepedaku ke arah kenangan pedih itu berasal, kutemukan wajahmu di sepion sepedaku. Sepertinya kau mengikutiku?!
Lalu ku tinggalkan wajah itu dengan cepat. ia tak mengejarku tapi kulihat bibirnya bergerak seperti berbicara sesuatu aku tak tau apa itu,tapi bukan itu yang harus ku cari tau sekarang, tapi barang yang dicari ibu ku harus ku temukan lebih dulu atau dia akan patah hati juga sepertiku."


Back to Narasi Love is Like an Apple #1
Next to Narasi Love is Like an Apple #3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar